Friday, 25 July 2008

Cara Membuat Pelanggan tetap Senang, Meski Harga Anda Naik

Ibarat buah simalakama. Saat ini, berbagai komponen biaya produksi naik, tak urung membuat pengusaha harus berpikir ekstra keras. Bagaimana cara cerdas menaikkan harga, dengan tetap mempertahankan pelanggan loyal?

KONDISI SAAT INI;


a. Krisis, resesi. Kebanyakan orang mengurangi kegiatan konsumsi dan belanja mereka. Bahkan ada yang berhenti membeli produk kita karena mereka beralih ke produk pesaing yang lebih murah. Apa tindakan kita, di sini?

b. Inflasi telah mendorong kenaikan biaya komponen produksi dan operasional usaha. Bila kita tidak menaikkan harga, sama saja kita siap merugi, bahkan gulung tikar perlahan.

Dalam kondisi ini, kita punya DUA PILIHAN TINDAKAN:

PILIHAN pertama : Untuk mendapatkan pelanggan baru, dan mempertahankan pelanggan lama tetap puas dan loyal, kita harus mempertahankan harga lama. Bahkan menurunkan harga. Memberikan diskon (tapi dengan ukuran kemasan produk yg sama)

PILIHAN kedua: Jadi bila kita ingin bertahan, mau tidak mau, kita harus menaikkan harga.

Sebenarnya pilihan mana yang akan Anda pilih, terserah Anda. Tapi menurut saya, the only reasonable option (keputusan logis dan rasional) adalah Anda harus menaikkan harga. Bila demikian, maka kita punya PR utama menginformasikan kenaikan harga dg cerdas, gentle, dan tetap bisa membuat pelanggan tidak terlalu kecewa.

Ada sedikitnya LIMA CARA MENAIKKAN HARGA tapi PELANGGAN TETAP SENANG:
Ada sedikitnya LIMA CARA MENAIKKAN HARGA tapi PELANGGAN TETAP SENANG:
1. Buat kenaikan harga tidak kentara. Dengan cara create produk baru dengan komponen dan fungsi tambahan. Sebenarnya produk baru ini adalah produk lama yang Anda inovasi atau kombinasikan dalam satu paket produk (yang tampak) baru dg manfaat tambahan. Hapus produk lama (produk dg harga lama). Tawarkan kepada pelanggan produk baru Anda yang lebih bagus tadi. Ini akan jadi alasan dan momen tepat Anda mengajukan harga baru Anda (yang lebih mahal).

2. Terapkan kenaikan harga secara bertahap. Siapapun pelanggan Anda, mereka pasti akan terkaget-kaget bila harus menghadapi kenaikan harga berlipat ganda sekaligus pada satu saat yang mendadak. Kenaikan harga akan lebih mudah mereka terima bila dalam jumlah sedikit demi sedikit dalam beberapa jeda periode waktu.

3. Tambahkan fasilitas yg tidak membutuhkan biaya mahal. Tapi dari segi manfaat, it makes a huge difference to your product/service. Fasilitas baru tersebut bisa membuat produk Anda ‘beda’ dan membuat produk Anda lebih unggul dibandingkan pesaing.

4. Menambah fasilitas melalui kerjasama/kolaborasi/barter sponsorship dg pesaing atau mitra bisnis. Fasilitas tambahan bisa berupa bonus atau manfaat ekstra yang disediakan oleh mitra. Dengan kata lain added value ini tidak harus disediakan Anda sendiri.

5. Meningkatkan kualitas layanan dari komponen yang tidak kasat mata, namun sangat membekas dan bernilai di benak pelanggan. Seperti: peningkatan disiplin karyawan, layanan lebih cepat dan tepat waktu, ekstra ramah tamah dan sigap melayani pelanggan.

Bila Anda sudah lama tidak menaikkan harga, pelanggan Anda tidak akan serta-merta marah dan kecewa dengan kenaikan harga yang Anda lakukan. Adanya inflasi dan krisis, sebenarnya sudah membuat banyak orang maklum dan mengekspektasikan kenaikan harga. Termasuk pada produk Anda.

Kenaikan harga, akan membuat sebagian pelanggan tetap membeli produk Anda. Namun, akant tetap ada sebagian pelanggan lainnya yang memilih untuk berhenti membeli produk Anda dan beralih ke produk pesaing.

Bila Anda sudah melakukan berbagai cara meningkatkan manfaat produk, tapi tetap saja ada sebagian pelanggan Anda pergi, Anda tak perlu terlalu risau. Bisa saja, pelanggan Anda ‘pergi’ karena sudah tidak punya pilihan. Mereka tidak memiliki uang untuk membeli produk Anda.

Dengan kata lain, mereka tak lagi termasuk bagian dari segmen pasar Anda. Akan datang pelanggan lain membeli produk Anda yang juga beralih dari kompetitor Anda yang lebih mahal. Dan mereka sekarang memilih membeli produk Anda karena bagi mereka Anda lebih murah dengan manfaat produk berlebih.

Win and Loose dalam bisnis tak bisa dipisahkan dari realita bisnis.

You win some, You loose some..

Salam sukses,


Junaedi
0813 1000 4288

Sumber : http://customerladder.com/




Thursday, 24 July 2008

3 Tips Praktis Membangun Knowledge Management

Knowledge-based economy, demikian sebuah kosa kata yang kini makin acap terdengar. Frasa itu secara eksplit juga makin meneguhkan pentingnya makna pengetahuan bagi eksistensi sebuah organisasi – entah itu organisasi bisnis ataupun organisasi publik.

Dalam konteks itulah, kini juga makin mendesak sebuah kebutuhan bagi setiap organisasi untuk membangun apa yang disebut sebagai knowledge management atau manajemen pengetahuan. Knowledge management atau sering disingkat KM sendiri sejatinya dapat diartikan sebagai sebuah tindakan sistematis untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan mendistribusikan segenap jejak pengetahuan yang relevan kepada setiap anggota organisasi tersebut, dengan tujuan meningkatkan daya saing organisasi.

Di Indonesia sendiri, konsep dan aplikasi dari knowledge management ini sudah makin berkembang dengan baik. Bahkan ada sebuah organisasi konsultan, yakni Dunamis (pemegang lisensi Stephen Covey di Indonesia) yang memberikan award tahunan bagi perusahaan di Indonesia yang dianggap terbaik dalam penerapan knowledge management. Award itu disebut MAKE (Most Admired Knowledge Enterprises), dan tiga pemenang utama untuk tahun 2008 ini adalah Excelkomindo Pratama (XL), Astra International dan Telkom Indonesia.

Lalu langkah apa saja yang mesti dilakukan untuk mengembangkan knowledge management yang tangguh? Berikut tiga tips praktis yang mungkin bisa dirajut guna menata knowledge management yang efektif.

Langkah yang pertama adalah membangun apa yang bisa disebut sebagai Portal Pengetahuan secara internal (intranet knowledge portal). Dalam portal yang bisa diakses oleh setiap anggota perusahaan inilah, disusun beragam folder dan menu pengetahuan yang relevan. Isinya bisa menyangkut artikel-artikel tentang manajemen praktis; paper mengenai dinamika industri bisnis yang digeluti; materi-materi pelatihan internal; ataupun juga berupa paper pengalaman dari karyawan perusahaan tersebut dalam mengerjakan sebuah projek tertentu.

Dulu ketika saya masih bekerja pada sebuah perusahaan konsultan asing, firma saya ini menyediakan sebuah portal pengetahuan yang sangat ekstensif. Salah satu menu favorit kami adalah “lesson learned paper” yang berisikan poin-poin penting apa – baik poin kegagalan ataupun keberhsilan — yang diperoleh ketika rekan-rekan kami mengerjakan projek konsultasi untuk para kliennya di berbagai negara di dunia. Melalui paper ini, “learning curve” kami dapat bergerak dengan cepat lantaran adanya proses saling berbagai pengetahuan dari beragam sumber di beragam tempat.

Lalu, siapa yang mestinya mengelola portal pengetahuan ini? Idealnya mesti ada satu dedicated person yang bertugas mengidentifikasi, mengkodifikasi dan menata beragam sumber pengetahuan yang relevan (sebutannya adalah “knowledge officer”). Orang ini tentu mesti dibantu oleh tim IT untuk menyiapkan infrastruktur database dan portal intranet tersebut.

Langkah praktis kedua adalah dengan mentradisikan semacam pertemuan Knowledge Sharing Session, selama sekitar 2 jam, setidaknya setiap bulan sekali. Sharing session ini bisa dilakukan secara corporate-wide, atau dilakukan per departemen/divisi. Bisa dilakukan dengan mengundang narasumber dari luar atau internal. Materinya bisa berupa pengetahuan manajemen praktis ataupun pengalaman karyawan dalam mengerjakan sebuah tugas/projek. Hasil sharing session ini kemudian juga bisa di-upload ke Portal Pengetahuan, sehingga setiap karyawan bisa mengakses materinya. Knowledge sharing session ini akan sangat bermanfaat dalam menggali dan mendistribusikan potensi pengetahuan yang ada dalam diri setiap karyawan perusahaan.

Langkah praktis ketiga adalah dengan menerbitkan semacam Online Knowledge Buletin. Buletin ini dapat diterbitkan sebulan atau dua bulan sekali, dan berisikan update pengetahuan-pengetahuan mutakhir mengenai manajemen/bisnis ataupun mengenai dinamika industri yang ditekuni oleh perusahaan tersebut (beragam artikel yang ada di blog ini juga sangat cocok menjadi materi buletin itu…..hehehehe). Buletin ini sebaiknya didistribusikan melalui multimedia email (email multimedia maksudnya email yang isinya variatif, penuh warna dan elemen visual lainnya; jadi berbeda dengan email tradisional yang garing dan biasa Anda terima itu). Melalui knowledge buletin ini, pengetahuan setiap karyawan perusahaan Anda bisa terus disegarkan dan ter-upate; jadi tidak lapuk ketinggalan zaman.

Demikianlah tiga langkah praktikal yang mungkin bisa Anda lakukan untuk mulai membangun knowledge management system di kantor/perusahaan Anda. Sebuah tindakan untuk merawat, menyemai dan memupuk benih-benih gagasan setiap insan demi tumbuhnya sebuah taman pengetahuan yang indah nan mencerahkan.


Salam sukses,


Junaedi
0813 1000 4288

Sumber: Yodhia Antariksa (http://strategimanajemen.net)

Friday, 11 July 2008

Great Sale, Irit atau Boros?

Eko Endarto
Perencana Keuangan, dari Perencana Keuangan Safir Senduk & Rekan

Musim great sale berarti musim harga murah. Untuk kalangan tertentu, ini adalah saat yang tepat untuk membeli barang. Yang dulunya tidak terjangkau, kini menjadi terjangkau. Sangat menggoda. Lantas, apakah great sale suah kesempatan?

Dalam berbelanja, ada aturan baku yang biasa saya bagikan kepada beberapa teman maupun klien. Aturan itu biasa saya sebut dengan: bukan berapa, tapi apa? Maksudnya dalam berbelanja, harga memang salah satu alasan untuk memutuskan membeli atau tidak suatu barang. Tapi, di atas semua itu, yang lebih penting adalah barang barang apa yang dibeli dibandingkan dengan berapa harga barang yang dibeli. Contohnya; kita memang tidak dilarang sama sekali untuk mebeli gaun di butik, apalagi sedang ada rabat hingga 70%.

Namun, apakah gaun tersebut kita butuhkan? Membeli suatu barang dengan harga dibawah harga yang seharusnya adalah suatu tindakan benar. Tapi, dengan aturan ini bukan berarti kita boleh mengeluarkan untuk barang yang tidak kita butuhkan. Nah, dengan batasan ada atau tidak ada great sale, bkanlah alasan seseorang untuk memutuskan berbelanja atau tidak. Taruh kata, seseorang membeli barang dengan harga mahal dan tidak disaat great sale tapi dia membutuhkannya, maka keputusan untuk membeli adalah hal bijak.

Bandingkan dengan seseorang yang berbelanja hemat dan murah dengan diskon besar saat great sale, tapi ternyata barang itu tidak dibutuhkan. Nah, ini yang dinamakan tidak bijak.

Belanja tepat saat hemat.

Pemakluman belanja saat great sale adalah diskon besar ini tidak selalu terjadi. Benarkah begitu?

Great sale datang dimusim tertentu saja. Misalnya, saat-saat ini, saat pergantian tahun, bahjan saat hari raya tiba. Di beberapa negara, aturan main great sale juga sama. Diskon besar juga dilakukan pada saat atau musim tertentu. Jadi, seharusnya saat itu bisa diperkirakan. Dengan adanya waktu khusus dan tetap, konsumen diuntungkan karena ada ruang untuk membuat perencanaan.

Dari segi dana, kita bisa menabung satu tahun penuh sebelum saat diskon tiba. Dari sisi mental, kita sudah tahu dengan pasti barang apa yang harus dan sebaiknya dibeli. Nantinya, tak ada lagi acara berutang dan kalap mata lantaran sudah terencana.

Ingat, great sale memang saat yang tepat untuk berbelanja. tapi bukan saat yang tepat untuk memaksakan berbelanja. Berbelanja tepat bukan selalu berarti bebelanja hemat, apalagi sekedar murah. Berbelanja tepat adalah bebelanja sesuai dengan kebutuhan. Dan, lebih baik lagi bebelanja sesuai dengan kebutuhan tapi dengan harga hemat. Carilah itu saat great sale. Bagaimana menilai great sale itu; penghematan atau pemborosan?

• Belilah barang sesuai kebutuhan.

Barang yang kita beli mempunyai dua kemungkinan, yakni barang yang kita butuhan atau tidak. Jika saat great sale barang yang kita beli dengan harga murah adalah barang yang bener-benar dibutuhkan, maka kita telah melakukan penghematan.

• Beli yang benar-benar diskon.

Ini tidak mudah. Soalnya, penurunan harga bisa dilakukan dengan berbagai alasan. Untuk itu, ada baiknya kita mengetahui harga awal atau kualitas barang yang hendak kita beli. Beberapa barang dijual dibawah harga umum karena harga barang telah dinaikan sebelumnya. Alasan lain, barang itu sudah tak lagi sesuai zamannya atau sudah habis masa edarnya atau mungkin karena cacat.

Bila barang seperti itu yang Anda beli, maka great sale ini adalah pemborosan karena Anda tidak membeli barang yang murah harganya. Barang itu memang layak diturunkan harganya karena sudah lama atau cacat.

• Beli barang tapi tidak tambah beba.

Arti berbelanja adalah mengeluarkan biaya dari dana yang kita miliki. Tapi, banyak orang yang memaksakan berbelanja karena diskon walaupun mereka tidak memiliki dananya. Caranya dengan berutang. Meski tak salah, tapi sebaiknya masukan belanja dalam pos biaya bukan beban. Artinya, kita menggunakan uang sendiri. Bukan beban karena menggunakan uang orang lain.

Jadi, bila pembelanjaan dengan dana sendiri atau biaya pembelanjaan dengan utang adalah pemborosan.


Salam sukses,


Junaedi
http://www.maximart.co.cc
http://www.maxiphone.co.cc

Sumber : Harian KONTAN